Jumat, 13 November 2015

Muslimah, hatimu terkunci?



Apa Iya?

 

Hati muslimah terkunci?
Masa iya sih, hati muslimah itu terkunci?
Bukankah yang dikunci mati hatinya oleh Allah SWT itu hanyalah hati orang-orang kafir?
Sehingga ia tidak dapat menerima kebenaran yang datang kepadanya. [lihat; QS.Al-Baqarah:7]
Sudah jelas-jelas muslimah itu bukan wanita kafir.
Mana mungkin hatinya terkunci.
Tidaklah sama antara wanita beriman dan wanita kafir.
Jika tidak sama, namun mengapa masih terdapat persamaan?
Sama-sama tidak mengenakan hijab.
Ukhti, kau mengunci hatimu?

Mengapa? 

 

·        Mengapa masih banyak hati yang membatu dengan perintah menutup aurat?.
Padahal menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah. Kalau saja satu kali seruan berhijab itu langsung dilaksanakan oleh seluruh muslimah. Pastilah kita tidak akan mendengar seruan untuk kedua kalinya. Dan dalam jangka waktu 14 abad ini, sudah berapa kalikah seruan yang sama terulang? Hanya Allah sajalah yang tau pastinya.
·         Mengapa muslimah berat mengenakan hijabnya?
Padahal hijab bukanlah hanya sekedar helainan kain yang menutup sekujur tubuh saja, melainkan hijab adalah pakaian takwa seorang muslimah.
·         Mengapa muslimah masih ragu mengenakan hijabnya?
Iming-iming surga pun selalu dijanjikan kepadanya. Jikalau surga masih tidak cukup untuknya, lalu apakah balasan yang pantas didapatkan oleh seorang muslimah berhijab?. Bukankah, apapun itu ada di surga?
·         Mengapa muslimah terhalang dari mengenakan hijabnya?
Padahal hijab adalah pelindung dirinya dari hal-hal yang tidak bisa dihindari kecuali hanya dengan melabuhkan hijab ke seluruh tubuhnya, yang tentu saja akan mengundang murka Allah jika ia tidak menghindarinya.
·         Mengapa muslimah minder untuk taat?
Padahal berhijab adalah langkah awal ketaatannya kepada Allah, agar ia selalu mendapatkan ridha dan rahmat-Nya. Mana mungkin Allah akan merelakan surganya untuk wanita yang masih suka menawar-nawar hukum Allah. Tentulah Allah akan mengutamakan yang berhijab terlebih dahulu dan dimasukan kedalam Jannah-Nya, untuk menerima balasan nikmat atas ketaatannya.

Apa lagi?


·         Apa lagi yang kau tunggu?           
Segeralah ambil keputusan, belum tentu esok hari engkau masih hidup, karena penundaan-penundaanmu itu membuatmu hanya jalan di tempat sementara waktumu terus terkikis.
·         Apa lagi yang membubatmu masih ragu?
Jangan terlalu lama menikmati keraguanmu. Pakailah hijabmu. Pilihlah hijab terbaik yang kau suka, yang akan membuatmu bersemangat mengenakannya. Pilihlah warna-warni hijab yang kau mau, yang bisa menarik hatimu.  Namun yang terpenting, pilihlah yang akan mendekatkanmu kepada Allah. Selagi masih ada waktu untuk memilihnya.
·         Apa lagi yang menjadikanmu masih keras hati tidak mengenakan hijab?
Lembutkanlah hatimu, karena hati adalah jalan masuknya hidayah. Lakukanlah perintah Allah maka ridha-Nya bersamamu dan rahmat-Nya menaungimu.
·         Apa lagi yang menghalangimu untuk taat?
Masih mikir-mikir untuk mengenakan hijab? Satukanlah antara pikiran dan hatimu bahwa berhijab itu ‘wajib’. Maka, kau akan ikhlas menerima ketentuan-Nya.

Jangan sampai!


·         Jangan sampai kau menyesal karena tak pernah mengenakan hijabmu.
·         Jangan sampai kau menyesal karena tak dapat merasakan gerahnya mengenakan hijab disaat terik matahari menyinari bumi.
·         Jangan sampai kau menyesal karena tidak bisa merasakan nyamannya mengenakan hijab karena melindungimu dari pandangan yang tak diridhai oleh Allah.
·         Jangan sampai tak ada kesempatan untukmu memperbaiki diri karena waktumu telah habis kau sia-siakan dalam kemaksiatan.
·         Jangan sampai kain kafanmu adalah hijab pertama sekaligus terakhirmu.
·         Jangan sampai kau tertahan di pintu surga setelah selangkah lagi dapat memasukinya, karena dosa tidak menutup auratmu.
      Jika maut telah membawa jiwamu kembali kepada-Nya.
Memisahkanmu dari dunia menuju ke kehidupan selanjutnya.
Tentulah kau hanya bisa pasrah setelahnya.
Tidak ada kesempatan lagi untuk dapat memperbaiki diri.
Disaat itu apa yang terlihat berat untuk dilakukan di dunia, mulai kau rasakan tidak ada bandingannya dengan apa akibat yang ditimbulkan olehnya diakhirat.

Khusus untukmu muslimah: “Pribadi seorang mukmin terlalu sempurna untuk mengikuti prilaku orang-orang kafir.
Selayaknya kita yang menjadi contoh, bukan kita yang mencontoh.
Ambil dan pakailah hijabmu, kita tidak sama dengan mereka wanita kafir.
Kau adalah saudariku, bukan saudari mereka.
Kau adalah sahabatku di surga, bukan teman mereka di neraka. In Syaa Allah…
Jangan pernah kau sepelekan masalah hijab.
Jika dengan berhijab bisa menjauhkanmu dari neraka dan dapat memasukkanmu ke dalam surga. Lalu, kau mau bilang apa?”

Nb: Semua muslimah akan merasakan bagaimana rasanya berhijab. Namun ada yang setiap hari dan ada yang cuma sekali. Yang sekali, ia yang mengenakan kain kafannya sebagai hijab pertama sekaligus terakhirnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat untukmu muslimah.. Aamiin.