Apa Iya?
Hati muslimah terkunci?
Masa iya sih, hati muslimah itu terkunci?
Bukankah yang dikunci mati hatinya oleh Allah SWT itu hanyalah
hati orang-orang kafir?
Sehingga ia tidak dapat menerima kebenaran yang datang
kepadanya. [lihat; QS.Al-Baqarah:7]
Sudah jelas-jelas muslimah itu bukan wanita kafir.
Mana mungkin hatinya terkunci.
Tidaklah sama antara wanita beriman dan wanita kafir.
Jika tidak sama, namun mengapa masih terdapat persamaan?
Sama-sama tidak mengenakan hijab.
Ukhti, kau mengunci hatimu?
Mengapa?
·
Mengapa masih banyak hati yang membatu dengan
perintah menutup aurat?.
Padahal menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah. Kalau
saja satu kali seruan berhijab itu langsung dilaksanakan oleh seluruh muslimah.
Pastilah kita tidak akan mendengar seruan untuk kedua kalinya. Dan dalam jangka
waktu 14 abad ini, sudah berapa kalikah seruan yang sama terulang? Hanya Allah
sajalah yang tau pastinya.
·
Mengapa muslimah berat mengenakan hijabnya?
Padahal hijab bukanlah hanya sekedar helainan kain yang
menutup sekujur tubuh saja, melainkan hijab adalah pakaian takwa seorang
muslimah.
·
Mengapa muslimah masih ragu mengenakan hijabnya?
Iming-iming surga pun selalu dijanjikan kepadanya. Jikalau
surga masih tidak cukup untuknya, lalu apakah balasan yang pantas didapatkan oleh
seorang muslimah berhijab?. Bukankah, apapun itu ada di surga?
·
Mengapa muslimah terhalang dari mengenakan
hijabnya?
Padahal hijab
adalah pelindung dirinya dari hal-hal yang tidak bisa dihindari kecuali hanya
dengan melabuhkan hijab ke seluruh tubuhnya, yang tentu saja akan mengundang
murka Allah jika ia tidak menghindarinya.
·
Mengapa muslimah minder untuk taat?
Padahal berhijab adalah langkah awal ketaatannya kepada
Allah, agar ia selalu mendapatkan ridha dan rahmat-Nya. Mana mungkin Allah akan
merelakan surganya untuk wanita yang masih suka menawar-nawar hukum Allah. Tentulah
Allah akan mengutamakan yang berhijab terlebih dahulu dan dimasukan kedalam
Jannah-Nya, untuk menerima balasan nikmat atas ketaatannya.
Apa lagi?
·
Apa lagi yang kau tunggu?
Segeralah ambil keputusan, belum
tentu esok hari engkau masih hidup, karena penundaan-penundaanmu itu membuatmu
hanya jalan di tempat sementara waktumu terus terkikis.
·
Apa lagi yang membubatmu masih ragu?
Jangan terlalu
lama menikmati keraguanmu. Pakailah hijabmu. Pilihlah hijab terbaik yang kau
suka, yang akan membuatmu bersemangat mengenakannya. Pilihlah warna-warni hijab
yang kau mau, yang bisa menarik hatimu. Namun
yang terpenting, pilihlah yang akan mendekatkanmu kepada Allah. Selagi masih
ada waktu untuk memilihnya.
·
Apa lagi yang menjadikanmu masih keras hati
tidak mengenakan hijab?
Lembutkanlah hatimu, karena hati adalah jalan masuknya
hidayah. Lakukanlah perintah Allah maka ridha-Nya bersamamu dan rahmat-Nya
menaungimu.
·
Apa lagi yang menghalangimu untuk taat?
Masih mikir-mikir untuk mengenakan hijab? Satukanlah antara
pikiran dan hatimu bahwa berhijab itu ‘wajib’. Maka, kau akan ikhlas menerima
ketentuan-Nya.
Jangan
sampai!
·
Jangan sampai kau menyesal karena tak pernah mengenakan
hijabmu.
·
Jangan sampai kau menyesal karena tak dapat merasakan
gerahnya mengenakan hijab disaat terik matahari menyinari bumi.
·
Jangan sampai kau menyesal karena tidak bisa
merasakan nyamannya mengenakan hijab karena melindungimu dari pandangan yang
tak diridhai oleh Allah.
·
Jangan sampai tak ada kesempatan untukmu
memperbaiki diri karena waktumu telah habis kau sia-siakan dalam kemaksiatan.
·
Jangan sampai kain kafanmu adalah hijab pertama
sekaligus terakhirmu.
·
Jangan sampai kau tertahan di pintu surga
setelah selangkah lagi dapat memasukinya, karena dosa tidak menutup auratmu.
Jika maut telah membawa jiwamu kembali kepada-Nya.
Memisahkanmu dari dunia menuju ke kehidupan selanjutnya.
Tentulah kau hanya bisa pasrah setelahnya.
Tidak ada kesempatan lagi untuk dapat memperbaiki diri.
Disaat itu apa yang terlihat berat untuk dilakukan di dunia,
mulai kau rasakan tidak ada bandingannya dengan apa akibat yang ditimbulkan
olehnya diakhirat.
Khusus untukmu muslimah: “Pribadi seorang mukmin terlalu
sempurna untuk mengikuti prilaku orang-orang kafir.
Selayaknya kita yang menjadi contoh, bukan kita yang
mencontoh.
Ambil dan pakailah hijabmu, kita tidak sama dengan mereka wanita
kafir.
Kau adalah saudariku, bukan saudari mereka.
Kau adalah sahabatku di surga, bukan teman mereka di neraka.
In Syaa Allah…
Jangan pernah kau sepelekan masalah hijab.
Jika dengan berhijab bisa
menjauhkanmu dari neraka dan dapat memasukkanmu ke dalam surga. Lalu, kau mau
bilang apa?”
Nb: Semua muslimah akan merasakan bagaimana rasanya
berhijab. Namun ada yang setiap hari dan ada yang cuma sekali. Yang sekali, ia yang mengenakan kain kafannya sebagai hijab pertama sekaligus terakhirnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untukmu muslimah.. Aamiin.