Sabtu, 08 Agustus 2015
JANGAN RENDAH DIRI! TAPI, RENDAH HATI-LAH!
Saat kau merasa ada begitu banyak keburukan dalam dirimu maka janganlah kau biarkan orang lain tau, sehingga membuat orang itu memandang rendah terhadapmu. Akan tetapi tutupilah, berusahalah untuk memperbaiki dirimu. Saat Allah menutupi aibmu dari orang-orang disekelilingmu, kenapa kau malah memperjelasnya dengan berkeluh kesah kepada sesama manusia? Saat kau merendahkan dirimu dihadapan Allah, mungkin Allah akan mengangkat derajatmu. Namun, apa jadinya jika kau merendahkan diri dihadapan sesama manusia? Mungkin saja, harga dirimu sebagai mahluk Allah yang paling sempurna habislah sudah!.
Allah sudah menerangkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna bentuknya dari makluk Allah yang lainnya (lihat Q.S; At Tiin; 4). Namun, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini dalam hal apapun. Semua pasti pernah melakukan kesalahan, penyesalanpun menjadi hal yang biasa terdengar. Ada beragam ekspresi seseorang dalam mengungkapkan rasa sesalnya, entah itu berupa keluhan dan sebagainya. Untuk alasan meringankan beban pikiran, curhat menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan solusi. Namun dalam hal ini banyak sekali orang yang menjadi keliru, bukannya mencari Allah terlebih dahulu, akan tetapi temanlah yang menjadi kebutuhan. Terkadang karena emosi yang tak terkontrol saat bercerita, ia jadi tidak terlalu memperhatikan kata-katanya. Sering sekali kata-kata “keluhan” itu keluar secara tidak sadar, atau mungkin dia sadar namun dia sengaja meluapkan semuanya agar ia merasa lega. Benarkah hal ini? mungkin bagi kebanyakan orang, ini adalah hal yang biasa. Malah, mungkin terkesan wajar-wajar saja, jika melihat fitrah manusia sebagai makhluk yang lemah, yang tidak bisa hidup sendiri.
Firman Allah: “…. Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S; An Nisaa’: 28)
Walaupun begitu menunjukan kelemahan dengan terang-terangan adalah suatu hal tidak bisa dibenarkan. Dalam diri manusia ada akal juga nafsu yang membuatnya lebih sempurna dari makhluk Allah lainnya. Kebanyakan dari kita saat bertindak cenderung menggunakan nafsu, yang memaksa akal untuk mendukungnya dan akhirnya membuat kita jauh dari kata sempurna. Seharusnya kita memanfaatkan akal untuk menghayati, sebelum bertindak. Dan memfungsikan hati untuk meyakini, bahwa hal itu adalah benar.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa saat ia menunjukan kelemahannya, sebenarnya dia sedang mendidik dirinya untuk menjadi orang yang kufur nikmat, membuatnya merasa serba kekurangan yang sedikit-dikit mengeluh akan takdir. Padahal ia punya Allah tempatnya untuk menceritakan semuanya, yang lebih terjamin kerahasiaannya. Untuk teman yang peduli dengan keadaannya mungkin akan mengerti dan pastilah akan memberikan masukan terbaik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan teman yang baik itu akan menjadi musuh terberat-suatu hari nanti-. Pada saat dia sudah tidak peduli mungkin saja kisah-kisah itu akan menjadi bumerang yang kapan saja bisa melukai orang itu. Tiada siapa yang tahu, apa yang tersembunyi dalam hati seseorang. Kalau bukan Allah Sang penguasa hati yang Mahamengetahui apa yang tersembunyi dan yang tak terlihat. Bukan bermaksud suudzon, hanya saja mewaspadai.
Rendah diri adalah saat engkau merasa dirimu begitu lemah dan penuh dengan kekurangan. Dan rendah hati adalah saat engkau menyembunyikan kelemahanmu begitu pula kehebatanmu, sebab kau tau ada Allah yang Mahahebat melebihi dirimu. Karena sadar semuanya bersumber hanya dari Allah Azza wa Jalla.
Nb: Seorang muslim terlahir untuk menjadi kuat dan hebat, bukan untuk pandai mengeluh. Kuat menahan ujian dari Allah, juga hebat menyembunyikan kegundahan hatinya dari sekalian manusia. Keluh kesahnya berganti menjadi doa yang baik, yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah.
Semoga tulisan ini semakin menyadarkan kita bahwa rendah diri itu hanya boleh dilakukan dihadapan Allah saja, karena Allah Yang Mahatinggi tidak bisa didekati dengan ketinggian diri, begitupun ketinggian hati.
Wallahu a'lam bishawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar