Minggu, 02 Agustus 2015

Wanita Yang Paling Dekat Dengan ALLAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Seperti apakah wanita-wanita yang dekat dengan Allah? Siapakah mereka? Dimanakah dia berada?

Dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya wanita adalah aurat. Maka jika dia keluar (rumah), syaitan akan mengikutinya (menghiasinya agar menjadi fitnah bagi laki-laki). Dan keadaan wanita yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumah”. (H.R; Ibnu Khuzaimah no. 1685, Ibnu Hibban no. 5599, dan At-Thabrani dalam “al-mu’jamul ausath” no. 2890, dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Mundziri)
Berdasarkah hadis di atas, telah disebutkan bahwa wanita yang paling dekat dengan Allah adalah dia yang tinggal dirumahnya. Namun, apa jadinya saat dia begitu dekat dengan Allah, yang dilakukannya adalah kemaksiatan? Pastilah, hal tersebut sangat merugikan wanita itu!
Bukan tanpa alasan Rasulullah SAW menyarankan wanita untuk tetap tinggal dirumahnya.Sebab saat mereka keluar (rumah) akan banyak sekali menimbulkan fitnah. Sebenarnya, berada dirumah lebih aman untuk wanita, juga lebih baik untuk ketenangan jiwanya. Perasaan wanita begitu sensitif dan terkadang emosinya cepat sekali meledak-ledak, karena hal itu dia membutuhkan tempat yang tenang untuknya menenangkan pikirannya dan tempat terbaik untuknya adalah dirumahnya. Walaupun begitu, percayalah itu hanya untuk sebentar, saat perasaannya kembali tenang dia pasti akan menjadi seorang wanita yang lemah lembut kembali karena wanita diciptakan dengan rasa kasih sayang yang lebih besar dalam dirinya. Saat berada dirumah keadaan seorang wanita akan cenderung lebih tenang dan terkontrol, perilakunyapun akan lebih terjaga. Oleh sebab itu, berada dirumah adalah lebih baik untuk wanita.
Namun, sabda Nabi SAW tersebut bukan berarti menunjukan keharaman mutlak bagi wanita untuk keluar rumah. Islam masih membolehkan wanita untuk keluar rumah dengan alasan yang dibenarkan syara’; dengan alasan wanita tersebut bisa menjaga diri sekaligus bisa meminimalisir timbulnya fitnah tersebut. Yakni dengan menampakkan diri dan berpenampilan yang biasa-biasa saja sesuai dengan yang diperbolehkan oleh syara’, tidak berlebih-lebihan dan tidak dengan sengaja menunjukkan kelebihan yang ada pada dirinya.
Firman Allah SWT: “Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap dirumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita jahiliyah yang dahulu….” (Q.S; Al Ahzab: 33)
Imam al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “Makna ayat ini adalah perintah (bagi kaum perempuan) untuk menetapi rumah-rumah mereka. Meskipun (asalnya) ini ditujukan kepada istri-isrti Nabi SAW, akan tetapi secara makna (wanita-wanita) selain mereka (juga) termasuk dalam perintah tersebut. Seandainya tidak ada dalil yang khusus (mencakup) semua wanita. Padahal (dalil-dalil dalam) syariat Islam penuh dengan perintah bagi kaum wanita untuk menetapi rumah-rumah mereka dan tidak keluar rumah kecuali karena darurat (terpaksa)” [Kitab “al-Jaami’liahkaamil Qur’an” (14/174)]
Maka dari itu, saat wanita itu berada di dalam rumah akan lebih baik jika mempergunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Seperti membaca Al-Qur’an, Al-Hadist, dan hal-hal yang mendatangkan ridho Allah. Beruntunglah wanita yang senantiasa lebih menyukai berada di rumahnya dan ia selalu mengerjakan amal-amal shaleh didalamnya, sedang ia dalam keadaan beriman.

Nb: Tidak ada yang tidak menyita waktu. Namun, yang terpenting adalah bagaimana supaya waktu yang tersita itu digunakan untuk sesuatu yang mendatangkan manfaat bukan mudhorat.

Wallahu a'lam bishawab.




Semoga tulisan ini bisa bermanfaat.. AamiinYarabbal’alamiin.

2 komentar: